Translate

Jumat, 11 Mei 2012

Teori Kue Brownie Dalam Pernikahan

Kehidupan pernikahan memang tidak selamanya mulus. Dalam perjalanannya selalu saja ada konflik. “Namanya hidup berumah tangga berbeda karakter dan minat yang disatukan dalam pernikahan, pastinya ada konflik satu sama lain,” kata Kassandra A. Putranto yang dihubungi melalui telepon.

Psikolog keluarga ini menjelaskan berbagai konflik muncul karena hal yang sepele yang bukan pada substansi pernikahan. “Tetapi namanya sebuah hubungan pastilah ada pasang surutnya. Enggak semua mulus,” ujarnya.

Sebaiknya untuk menghadapi hal yang semacam ini berlakukan teori kue brownies. Kata Kassandra, merujuk filosofi, kue brownies itu adalah kue bolu yang gagal dalam proses pembuatannya.

Dia menuturkan, cita-cita awal pembuatan kue ini membuat kue bolu yang coklat merekah dengan cita rasa enak. Namun karena prosesnya gagal, kue inipun bantet alias tidak mengembang dan warnanya coklat gosong. Selanjutnya, pada proses pembuatan kue bolu yang gagal ini tidak menyurutkan semangat hanya karena bantet, tidak mengembang dan jelek. “Justru meski secara bentuk dan warna tidak menarik, ketika dicicipi rasanya masih enak. Terpikirlah untuk membuat kue ini menjadi kue yang disukai orang,” katanya.

Nah, dalam pernikahan dia menyarankan sebaiknya apabila pengharapan, cita-cita, dan ekspektasinya tidak sesuai jangan dipaksakan, tetapi disyukuri dan belajarlah dari filosofi teori brownies. Menurut dia, kehidupan pernikahan memang tidak selamanya mulus, bahkan banyak gagal dalam perjalanannya. Namun jangan kemudian dibikin pendek langsung memutuskan perceraian. Kini, dari kue yang gagal kini kue brownies menjadi kue yang banyak dicari dan disukai orang.

“Kalau orang yang sudah lama menikah kemudian terasa hambar seiring waktu berjalan itu sah-sah saja. Yang penting adalah belajar untuk mengembalikan pernikahan. Dengan menerapkan teori kue ini dijamin akan bisa mengatasi kendala dan menjalankan kembali cita-cita atau pengharapan pernikahan yang di ujung tanduk,” katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar