Translate

Jumat, 11 Mei 2012

Manajemen Risiko - Risiko Reputasi (Bab 17)





Pendahuluan
Reputasi bukan sekedar untuk menaikkan gengsi atau martabat perusahaan di tengah masyarakat. Reputasi turut, bahkan memberi andil yang besar dalam memelihara dan menumbuhkan kelangsungan perusahaan.

Apa itu Risiko Reputasi?
            Risiko reputasi berkaitan dengan potensi hancurnya nama baik perusahaan karena ketidakmampuan perusahaan mengelola kinerja dan komunikasi dengan pihak eksternal, khususnya mereka yang berkepentingan dengan kinerja perusahaan.
            Ada dua faktor utama yang dapat menyeret reputasi perusahaan. Faktor pertama berupa ketidakmampuan perusahaan mengelola kinerja. Faktor kedua berupa ketidakmampuan perusahaan mengkomunikasikan kinerja perusahaan.

Bagaimana Mengukurnya?
            Pola risiko reputasi dengan konsumen dapat sangat beragam. Risiko berkaitan dengan dua faktor: probabilitas kejadian atau frekuensi faktor penyebab risiko, dan besarnya dampak kalau risiko tersebut menjadi kenyataan. Setiap hari bagian pelayanan pelanggan menerima komplain dari pelanggan maupun calon pelanggan. Tetapi, ada juga faktor risiko yang jarang terjadi, tetapi sekali terjadi dampaknya bisa menghancurkan reputasi perusahaan secara total.
            Demikian juga bila perusahaan bermasalah dengan pihak pemerintahan, baik penegak hukum, pemerintah, maupun legislatif. Urusan dengan pihak hukum bisa dengan cepat menyeret perusahaan masuk ke daftar hitam. Demikian juga dengan pengukuran reputasi terhadap komunikasi yang salah. Selama berita perusahaan bagus untuk berita media massa, perusahaan bisa menjadi bulan-bulanan pers.

Bagaimana Sikap Perusahaan?
            Perusahaan harus berupaya untuk mencegah kemungkinan turunnya reputasi.

Kehumasan
            Langkah pencegahan yang paling umum dilakukan adalah dengan mendayagunakan kehumasan. Unit kehumasan berperan ganda. Peran pertama, menyampaikan informasi ke masyarakat mengenai hal-hal yang terjadi di perusahaan. Tentu saja hal-hal yang positif. Informasi positif berarti mampu meningkatkan persepsi positif bagi penerima informasi, menimbulkan optimisme, dan dampaknya meningkatkan kepercayaan berbagai pihak terhadap perusahaan.
            Penyampaian (release) berita positif juga secara tidak langsung menyiratkan peran kehumasan untuk menyimpan berita negatif. Ada aturan yang membatasi kapan berita negatif harus dipublikasikan. Salah satu aturan keharusan tersebut merupakan bagian dari persyaratan laporan keuangan. Masalah tuntutan hukum, misalnya, menjadi kewajiban perusahaan untuk mencantumkannya dalam laporan keuangan.
            Peran kedua berupa tindakan “penjelasan” terhadap berita negatif, baik berita negatif yang hanya sekedar gosip maupun yang benar-benar ada dukungan data atau fakta tentang kejadian tersebut. Keberhasilan mengatasi gosip tanpa fakta sangat tergantung pada dua hal. Pertama, sejauh mana kompetensi staf kehumasan dalam menyampaikan berita secara menarik, atau newsy, sehingga menarik minat pihak-pihak yang memiliki pihak akses penyebaran informasi.
            Faktor kedua penentu keberhasilan mengatasi gosip tanpa fakta adalah tingkat efisiensi pasar. Efisiensi pasar berkaitan dengan kemampuan pasar menyalurkan informasi ke pihak-pihak yang berkepentingan. Semakin efisiensi artinya pelaku pasar semakin mudah mendapatkan informasi dengan biaya yang murah, bahkan gratis. Semakin efisiensi juga berarti semakin cepat memperoleh dan cepat mengolah berita menjadi informasi yang berguna.
           
Prosedur dan budaya kerja
            Prosedur dan sistem operasional sangat membantu dalam membenahi reputasi perusahaan. Karena reputasi berkaitan dengan kualitas produk dan layanan maka prosedur dan sistem juga berkaitan dengan cara-cara memastikan pemenuhan kualitas tersebut.
Yang termasuk ke dalam pengertian kualitas adalah:
- kesesuaian produk dengan spesifikasi standar,
- kesesuaian produk dengan tuntutan konsumen atau pemakai,
- harga yang sesuai, atau konsumen menganggap bernilai mengeluarkan uang untuk
   produk Anda,
- ketepatan dan kecepatan penyerahan produk,
- keamanan penggunaan produk,
- produk sesuai dengan nilai-nilai perusahaan.
Untuk memastikan kualitas produk dan terjaganya reputasi, perusahaan dapat mengevaluasi setiap tahapan dalam proses bisnis. Salah satu pendekatan analisisnya adalah menggunakan konsep rantai nilai. Dalam konsep rantai nilai, perusahaan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan sampai ke konsumen asalkan mampu mengelola aktivitas inti dan aktivitas pendukung.
Yang termasuk ke dalam aktivitas inti adalah:
- pengadaan bahan baku dan masukan lainnya,
- proses kreasi, inovasi, dan produksi,
- proses penanganan produk,
- proses pemasaran, sampai
- proses pelayanan purnajual
Yang termasuk aktivitas pendukung antara lain:
- pengelolaan sumber daya manusia,
- pengelolaan dan pengembangan organisasi,
- pengelolaan sarana dan prasarana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar