1.
A. Mengapa
organisasi memerlukan visi, misi,
keyakinan dasar dan nilai dasar?
B.
Jika sebuah organisasi memiliki keyakinan dasar dan nilai dasar yang tidak lagi
fit dengan lingkungan bisnis yang dimasuki organisasi tersebut, apa yang akan
terjadi? Bagaimana menghadapi situasi seperti itu?
C. “Saya sudah memimpin perusahaan ini selama 10 tahun,
tanpa visi dan misi, namun sampai sekarang masih bertahan hidup!” demikian
pernyataan seorang pengusaha pakaian jadi. Berikan komentar kelompok atas
pernyataan pengusaha tersebut.
2.
Perencanaan strategic dengan konsep Balance Score Card (BSC) merupakan
metode untuk meningkatkan kinerja organisasi, sebagaimana “how to” methods yang lain seperti business process reengineering,
self-directed team, preventive maintenance. Namun sebagai “how to” method, perencanaan strategic
dengan rerangka BSC memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan “how to” methods yang lain. Jelaskan
keunggulan tersebut!
3.
Salah satu dimensi manajemen berbasis aktivitas
adalah proses untuk menghasilkan value
bagi customers. Jelaskan apa yang
akan dilakukan oleh manajemen dalam
process value analysis tersebut dan beri contohnya untuk suatu perguruan
tinggi!
4.
Pada awal perkembangannya, Activity Based Costing(ABC) System digunakan sebagai alternative product costing untuk
menggantikan metode Full Costing yang
tidak lagi relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Jelaskan perbedaan ABC
system dengan akuntansi biaya tradisional dalam bidang penentuan cost product.
SELAMAT BEKERJA, TUHAN MEMBERKATI TIAP ORANG
YANG TAKUT AKAN DIA!
1.
Jawaban
A. Misi, Visi, Core beliefs, dan core value diperlukan oleh
organisasi karena empat alasan berikut:
a.
Terjadi
Perubahan atas perubahan itu sendiri
Ternyata di era
informasi ini, perubahan pun mengalami perubahan. Perubahan dalam lingkungan
bisnis global sekarang ini mempunya pola yang sangat berbeda dengan pola
perubahan di masa lalu. Karena kompetisi sangat intense dan karena pemanfaatan
teknologi informasi di semua aspek kehidupan meningkat dengan pesat, perubahan
dalam lingkungan bisnis global dapat digambarkan sebagaimana dilukiskan dengan
kurve S. Suatu perubahan akan disusul dengan perubahan berikutnya, manakala
perubahan periode sebelumnya akan segera berakhir. Akhir suatu perubahan harus
segera diikuti dengan persiapan untuk mengadakan perubahan berikutnya, sehingga
perubahan menjadi konstan dan pesat.
Perubahan yang memiliki
karakteristik: pesar, radikal, pervasif, dan konstan tersebut menuntu setiap
organisasi melakukan pengujian secara ters-menerus terhadap visi dan misinya,
agar organisasi tetap memiliki peran dalam lingkungan yang senantiasa berubah
tersebut. Tanpa memiliki peta atau dengan memiliki peta yang telah out-dated,
kelangsungan hidup organisasi akan at stake.
b.
Adanya
Kecenderungan Orang Kembali Ke Dasar, Prinsip, atau ke Alam
Terdapat kecenderungan
orang untuk kembali ke dasar, kembali ke alam, kembali ke prinsip. Telah lama
kita menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan masalah yang lebih tertuju ke
penyelesaian gejala.
Manajemen menyelesaikan
masalah berikut ini dengan membentuk persediaan bahan baku dan produk jadi:
i. Waktu penyerahan barang (delivery time) pemasok tidak
dapat diandalkan.
ii. Kualitas bahan yang diterima dari pemasok tidak konsisten.
iii. Harga bahan baku dari pemasok berfluktuasi.
iv. Quantity discount dapat diperoleh sebagai akibat
pembelian dalam jumlah banyak dari pemasok.
v. Mesin dan peralatan seringkali mengalami kerusakan,
sehingga menyebabkan delivery time yang dijanjikan kepada customer tidak dapat
ditepati.
c.
Langkah Awal
Penting dalam Strategic Management
Strategic management adalah proses yang digunakan oleh
manajemen dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk menyediakan
customer value terbaik melalui misi yang telah ditetapkan organisasi.
Proses strategic management dilaksanakan melalui enam
tahap utama berikut ini:
i. Perumusan misi, visi, core beliefs, dan core values
organisasi
ii. Analisis eksternal
iii. Analisis internal
iv. Perumusan masalah kuncu dan isu strategik
v. Pilihan strategik dan implementasi strategi
vi. Evaluasi terhadap implementasi strategi
d.
Pemusatan
Sekuruh Sumberdaya Organisasi ke Perwujudan Kondisi yang digambarkan dalam Visi
Organisasi hanya akan efektif jika dipusatkan untuk
melaksanakan satu tugas. Organisasi adalah alat. Oleh karena itu, sebagaimana
alat yang lain, semakin spesifik tugas yang diberikan terhadap alat tersebut,
semakin tinggi kinerja yang dihasilkan oleh alat tersebut.
Oleh karena organisasi terdiri dari orang-orang yang ahli
dalam bidang tertentu masing-masing (specialis), maka organisasi memerlukan
misi organisasi yang jelas bagi masing-masing anggota organisasi agar mereka
tidak bingung di jalan mana mereka akan menuju ke masa depan. Hanya dengan misi
bersama yang jelas dab terfokus, masing-masing anggota organisasi akan terikat
bersama dalam suatu jalan umum sehingga menjadikan organisasi menghasilkan
keluaran yang bermanfaat bagi customer organisasi tersebut.
e.
Pengefektivan
Sistem Pengendalian Manajemen dengan Menanamkan Unsur Pengendalian ke Dalam
Diri Personel
Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu
melalui perilaku yang diharapkan. Sistem pengendalian yang efektif adalah
sistem yang diarahkan kepada dua penyebab diperlukannya pengendalian:
ketidakmampuan dan ketidakmauan personel dalam mencapai tujuan organisasi
melalui perilaku yang diharapkan. Ketidakmampuan personel di dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan melalui perilaku yang diharapkan dapat
ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, seta penyuediaan teknologi
memadai. Ketidakmauan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui
perilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui:
i. Merumuskan misi, visi, core beliefs, dan core values
organisasi secara jelas.
ii. Mengkomunikasikan misi, visi, core beliefs, dan vore
values organisasi kepada personel perusahaan melalui personal behaviors pada
leaders organisasi dan operational behavior, sehingga melalui proses
internalisasi, misi, visi, core beliefs, dan core value organisasi dapat
tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared vision,
shared beliefs, dan shared values.
B. Apabila keyakinan sebuah organisasi sudah tidak lagi
Fitdengan lingkungan bisnis maka yag akan terjadi adalah setiap anggota
organisasi tidak memiliki energi untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi
yang dipilih karena semangat besar hanya akan timbul apabila memiliki:
a.
Keyakinan
kuat tentang kebenaran visinya
b.
Keberanian
dalam melakukan eksplorasi terhadap daerah yang belum dikenal sebelumnya.
Cara menghadapinya yaitu dengan menyesuaikan kembali
antara keyakinan dasar dan nilai dasar dengan lingkungan bisnis yang dimasuki
organisasi tersebut. Oleh karena itu untuk mengerahkan dan memusatkan seluruh
energi anggota organisasi ke perwujudan visi organisasi melalui misi yang telah
dipilih, diperlukan penanaman dan penumbuhan keyakinan dasar dan nilai dasar di
dalam diri masing-masing anggota organisasi.
C. Menurut kelompok kami setelah membaca kasus yang ada,
perusahan tetap akan berjalan tanpa adanya visi dan misi namun perusahaan
tersebut hanya dapat bertahan dan tidak dapat berkembang, karena misi dan visi
sangat penting. Misi merupakan usaha untuk menyusun peta perjalanan dimana
kemampuan perusahaan untuk membuat peta secara akurat menggambarkan dunia
bisnis yang dimasuki, memberikan kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk
menyediakan produk/jasa yang memenuhi kebutuhan customernya sehingga
kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan menggambarkan kondisi yang akan
diwujudkan di masa depan (visi), untuk menuntun setiap anggotanya mewujudkan
visi tersebut. Jadi alangkah baiknya jika perusahaan memiliki misi dan visi
agar perusahaan tersebut dapat bertahan hidup dan berkembang.
2.
Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa keunggulan Balanced
Scorecard yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
a.
Komprehensif berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas
perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu
kearah tiga perspektif yang lain yaitu: customer, proses bisnis intern, serta
pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai
berikut:
i. Menjanjikan
kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang
ii. Memampukan
perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks
b.
Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel
untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang
dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi
personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang
menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja
keuangan.
c.
Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam
Balanced Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam
(internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses
bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan
kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus.
d.
Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur
secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat
dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah customer,
proses bisnis intern serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Mengenai kesesuaian dengan kondisi
lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga menampakkan kelebihannya
dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard
represents an opportunity for organizations to develop a measurement systems
that enhances performance within the dynamics of today’s business environment”
.
3.
4. Perbedaan Conventional Costing Method dengan
Activity Based Costing
|
Conventional
Costing Method
|
Activity
Based Costing Method
|
Tujuan
|
Inventory Valuation
|
Product Costing
|
Lingkup
|
Tahap Produksi
|
·
Tahap desain
·
Tahap produksi
·
Tahap dukungan logistik
|
Fokus
|
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
|
Biaya overhead pabrik
|
Periode
|
Periode akuntansi
|
Daur hidup produk
|
Teknologi Informasi Yang Digunakan
|
Metode manual
|
Komputer
Telekomunikasi
|
Untuk unggul dalam jangka panjang di
dalam persaingan, perusahaan harus mampu menghasilkan laba. Kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba ditentukan oleh tiga faktor: fleksibilitas,
mutu dan biaya. Dengan demikian sistem informasi yang dirancang harus mampu
menyediakan informasi bagi manahemen untuk merencanakan dan mengendalikan tiga
faktor yang menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tersebut. Menurut Amin W Tunggal (1995:144),
Activity Based Costing adalah suatu system informasi yang memelihara dan
memroses data terhadap aktivitas suatu perusahaan dan objek biaya. Ia
mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan, menelusuri biaya keaktivitas
tersebut, dan kemudian menggunakan berbagai cost driver untuk menelusuri biaya,
aktivitas ke obyek biaya. Cost driver ini (seperti jumlah angka komponen atau
usaha yang dikeluarkan oleh produk) merefleksikan konsumsi aktivitas oleh objek
biaya.
Activity
based costing system menelusuri biaya secata lebih mendalam, sedangkan, system
biaya tradisional hanya mengalokasikan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
ke produk.
Activity
Based Costing, tidak hanya berorientasi pada perhitungan biaya produk industri
manufactur, tetapi juga dapat diterapkan pada industri jasa. Activity based
costing dikembangkan untuk menghasilkan cara perhitungan biaya yang lebih
akurat dengan cara membebankan biaya tidak langsung berdasarkan pada permintaan
atas setiap aktivitas, dimana activity based costingdapat digunakan sebagai
alat utnukn meningkatkan operasi dengan cara mengelola penyebab terjadinya
biaya.
Yang
membedakan Activity Based Costing System dengan akuntansi biaya tradisional
dalam tahap pertama pembebanan biaya overhead ini adalah ketelitian ABC System
dalam menelusuri konsumsi sumber daya dalam proses pembebanan biaya overhead
pabrik kepada pusat biaya berdasarkan sebab akibat. Untuk mencapai tujuan ini,
ABC System menggunakan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti
dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak, sehingga penggunaan sumber daya
dapat diikuti dengan teliti ke pusat biaya yang mengkonsumsinya.
Tahap
kedua pembebanan, biaya overhead pabrik yang telah dikumpulkan dalam pusat
biaya produksi dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan yang lebih
mencerminkan penggunaan kegiatan dalam menghasilkan produk. Jika dalam
akuntansi biaya tradisional, pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul di
pusat biaya produksi hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, jam
mesin, unit produk yang dihasilkan, atau biaya tenaga kerja langsung, dalam ABC
System, biaya tersebut dibebankan kepada produk berdasarkan kegiatan (seperti
facility sustaining activities, product sustaining activities, batch related
activities, dan unit level activities) yang digunakan untuk menghasilkan
produk. Dengan demikian ABC System melakukan refinement dalam pembebanan biaya
overhead pabrik kepada produk, yang lebih mencerminkan kegiatan perusahaan
dalam memproduksi dan menjual produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar