Translate

Jumat, 11 Mei 2012

Accounting Management Examp



1.     A. Mengapa organisasi memerlukan visi,  misi, keyakinan dasar dan nilai dasar?
B. Jika sebuah organisasi memiliki keyakinan dasar dan nilai dasar yang tidak lagi fit dengan lingkungan bisnis yang dimasuki organisasi tersebut, apa yang akan terjadi? Bagaimana menghadapi situasi seperti itu?
C. “Saya sudah memimpin perusahaan ini selama 10 tahun, tanpa visi dan misi, namun sampai sekarang masih bertahan hidup!” demikian pernyataan seorang pengusaha pakaian jadi. Berikan komentar kelompok atas pernyataan pengusaha tersebut.

2.    Perencanaan strategic dengan konsep Balance Score Card (BSC) merupakan metode untuk meningkatkan kinerja organisasi, sebagaimana “how to” methods yang lain seperti business process reengineering, self-directed team, preventive maintenance. Namun sebagai “how to” method, perencanaan strategic dengan rerangka BSC memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan “how to” methods yang lain. Jelaskan keunggulan tersebut!

3.    Salah satu dimensi manajemen berbasis aktivitas adalah proses untuk menghasilkan value bagi customers. Jelaskan apa yang akan dilakukan oleh manajemen dalam process value analysis tersebut dan beri contohnya untuk suatu perguruan tinggi!

4.    Pada awal perkembangannya, Activity Based Costing(ABC) System digunakan sebagai alternative product costing untuk menggantikan metode Full Costing yang tidak lagi relevan untuk memenuhi kebutuhan manajemen. Jelaskan perbedaan  ABC system dengan akuntansi biaya tradisional dalam bidang penentuan cost product.

SELAMAT BEKERJA, TUHAN MEMBERKATI TIAP ORANG YANG TAKUT AKAN DIA!

1.     Jawaban
               A.    Misi, Visi, Core beliefs, dan core value diperlukan oleh organisasi karena empat alasan berikut:
a.   Terjadi Perubahan atas perubahan itu sendiri
Ternyata di era informasi ini, perubahan pun mengalami perubahan. Perubahan dalam lingkungan bisnis global sekarang ini mempunya pola yang sangat berbeda dengan pola perubahan di masa lalu. Karena kompetisi sangat intense dan karena pemanfaatan teknologi informasi di semua aspek kehidupan meningkat dengan pesat, perubahan dalam lingkungan bisnis global dapat digambarkan sebagaimana dilukiskan dengan kurve S. Suatu perubahan akan disusul dengan perubahan berikutnya, manakala perubahan periode sebelumnya akan segera berakhir. Akhir suatu perubahan harus segera diikuti dengan persiapan untuk mengadakan perubahan berikutnya, sehingga perubahan menjadi konstan dan pesat.
Perubahan yang memiliki karakteristik: pesar, radikal, pervasif, dan konstan tersebut menuntu setiap organisasi melakukan pengujian secara ters-menerus terhadap visi dan misinya, agar organisasi tetap memiliki peran dalam lingkungan yang senantiasa berubah tersebut. Tanpa memiliki peta atau dengan memiliki peta yang telah out-dated, kelangsungan hidup organisasi akan at stake.

b.  Adanya Kecenderungan Orang Kembali Ke Dasar, Prinsip, atau ke Alam
Terdapat kecenderungan orang untuk kembali ke dasar, kembali ke alam, kembali ke prinsip. Telah lama kita menempuh berbagai cara untuk menyelesaikan masalah yang lebih tertuju ke penyelesaian gejala.
Manajemen menyelesaikan masalah berikut ini dengan membentuk persediaan bahan baku dan produk jadi:
                                         i.    Waktu penyerahan barang (delivery time) pemasok tidak dapat diandalkan.
                                        ii.    Kualitas bahan yang diterima dari pemasok tidak konsisten.
                                      iii.    Harga bahan baku dari pemasok berfluktuasi.
                                       iv.    Quantity discount dapat diperoleh sebagai akibat pembelian dalam jumlah banyak dari pemasok.
                                        v.    Mesin dan peralatan seringkali mengalami kerusakan, sehingga menyebabkan delivery time yang dijanjikan kepada customer tidak dapat ditepati.

c.   Langkah Awal Penting dalam Strategic Management
Strategic management adalah proses yang digunakan oleh manajemen dalam merumuskan dan mengimplementasikan strategi untuk menyediakan customer value terbaik melalui misi yang telah ditetapkan organisasi.
Proses strategic management dilaksanakan melalui enam tahap utama berikut ini:
                                          i.    Perumusan misi, visi, core beliefs, dan core values organisasi
                                        ii.    Analisis eksternal
                                      iii.    Analisis internal
                                       iv.    Perumusan masalah kuncu dan isu strategik
                                         v.    Pilihan strategik dan implementasi strategi
                                       vi.    Evaluasi terhadap implementasi strategi

d.  Pemusatan Sekuruh Sumberdaya Organisasi ke Perwujudan Kondisi yang digambarkan dalam Visi
Organisasi hanya akan efektif jika dipusatkan untuk melaksanakan satu tugas. Organisasi adalah alat. Oleh karena itu, sebagaimana alat yang lain, semakin spesifik tugas yang diberikan terhadap alat tersebut, semakin tinggi kinerja yang dihasilkan oleh alat tersebut.
Oleh karena organisasi terdiri dari orang-orang yang ahli dalam bidang tertentu masing-masing (specialis), maka organisasi memerlukan misi organisasi yang jelas bagi masing-masing anggota organisasi agar mereka tidak bingung di jalan mana mereka akan menuju ke masa depan. Hanya dengan misi bersama yang jelas dab terfokus, masing-masing anggota organisasi akan terikat bersama dalam suatu jalan umum sehingga menjadikan organisasi menghasilkan keluaran yang bermanfaat bagi customer organisasi tersebut.

e.  Pengefektivan Sistem Pengendalian Manajemen dengan Menanamkan Unsur Pengendalian ke Dalam Diri Personel
Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan. Sistem pengendalian yang efektif adalah sistem yang diarahkan kepada dua penyebab diperlukannya pengendalian: ketidakmampuan dan ketidakmauan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan. Ketidakmampuan personel di dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui perilaku yang diharapkan dapat ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan, seta penyuediaan teknologi memadai. Ketidakmauan personel dalam mencapai tujuan organisasi melalui perilaku yang diharapkan dapat dikurangi atau dihilangkan melalui:
                                          i.    Merumuskan misi, visi, core beliefs, dan core values organisasi secara jelas.
                                        ii.    Mengkomunikasikan misi, visi, core beliefs, dan vore values organisasi kepada personel perusahaan melalui personal behaviors pada leaders organisasi dan operational behavior, sehingga melalui proses internalisasi, misi, visi, core beliefs, dan core value organisasi dapat tertanam di dalam diri seluruh personel menjadi shared mission, shared vision, shared beliefs, dan shared values.
                B.    Apabila keyakinan sebuah organisasi sudah tidak lagi Fitdengan lingkungan bisnis maka yag akan terjadi adalah setiap anggota organisasi tidak memiliki energi untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi yang dipilih karena semangat besar hanya akan timbul apabila memiliki:
a.   Keyakinan kuat tentang kebenaran visinya
b.  Keberanian dalam melakukan eksplorasi terhadap daerah yang belum dikenal sebelumnya.
Cara menghadapinya yaitu dengan menyesuaikan kembali antara keyakinan dasar dan nilai dasar dengan lingkungan bisnis yang dimasuki organisasi tersebut. Oleh karena itu untuk mengerahkan dan memusatkan seluruh energi anggota organisasi ke perwujudan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih, diperlukan penanaman dan penumbuhan keyakinan dasar dan nilai dasar di dalam diri masing-masing anggota organisasi.

                C.    Menurut kelompok kami setelah membaca kasus yang ada, perusahan tetap akan berjalan tanpa adanya visi dan misi namun perusahaan tersebut hanya dapat bertahan dan tidak dapat berkembang, karena misi dan visi sangat penting. Misi merupakan usaha untuk menyusun peta perjalanan dimana kemampuan perusahaan untuk membuat peta secara akurat menggambarkan dunia bisnis yang dimasuki, memberikan kesempatan bagi perusahaan tersebut untuk menyediakan produk/jasa yang memenuhi kebutuhan customernya sehingga kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan menggambarkan kondisi yang akan diwujudkan di masa depan (visi), untuk menuntun setiap anggotanya mewujudkan visi tersebut. Jadi alangkah baiknya jika perusahaan memiliki misi dan visi agar perusahaan tersebut dapat bertahan hidup dan berkembang.

2.  Mulyadi (2001) menjelaskan beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu komprehensif, koheren, seimbang dan terukur.
a.    Komprehensif berarti bahwa Balanced Scorecard memperluas perspektif yang sebelumnya hanya terbatas pada keuangan saja. Perluasan itu kearah tiga perspektif yang lain yaitu: customer, proses bisnis intern, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Perluasan itu menghasilkan manfaat sebagai berikut:
                                         i.    Menjanjikan kinerja keuangan yang berlipat ganda dan berjangka panjang
                                        ii.    Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks
b.    Koheren berarti Balanced Scorecard mewajibkan personel untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran strategis yang dihasilkan dalam perencanaan strategis. Kekoherenan itu akan memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari inisiatif strategis yang menghasilkan sasaran strategis yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan.
c.    Seimbang berarti empat perspektif yang ada di dalam Balanced Scorecard mencerminkan keseimbangan antara pemusatan ke dalam (internal focus) dengan ke luar (external focus). Keseimbangan antara proses bisnis intern dan pertumbuhan dan pembelajaran sebagai internal focus dengan kepuasan customer dan kinerja keuangan sebagai external focus.
d.    Terukur berarti sasaran strategis yang sulit diukur secara tradisional dalam Balanced Scorecard dilakukan pengukuran agar dapat dikelola dengan baik. Sasaran strategis yang sulit diukur adalah customer, proses bisnis intern serta pertumbuhan dan pembelajaran.
Mengenai kesesuaian dengan kondisi lingkungan bisnis saat ini, Balanced Scorecard juga menampakkan kelebihannya dibandingkan pengukuran kinerja tradisional. John Corrigan (1996) menjelaskan “ The Balanced Scorecard represents an opportunity for organizations to develop a measurement systems that enhances performance within the dynamics of today’s business environment” .
3.  
4.  Perbedaan Conventional Costing Method dengan Activity Based Costing

Conventional Costing Method
Activity Based Costing Method
Tujuan
Inventory Valuation
Product Costing
Lingkup
Tahap Produksi
·         Tahap desain
·         Tahap produksi
·         Tahap dukungan logistik
Fokus
Biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik
Periode
Periode akuntansi
Daur hidup produk
Teknologi Informasi Yang Digunakan
Metode manual
Komputer
Telekomunikasi

Untuk unggul dalam jangka panjang di dalam persaingan, perusahaan harus mampu menghasilkan laba. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba ditentukan oleh tiga faktor: fleksibilitas, mutu dan biaya. Dengan demikian sistem informasi yang dirancang harus mampu menyediakan informasi bagi manahemen untuk merencanakan dan mengendalikan tiga faktor yang menentukan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba tersebut. Menurut Amin W Tunggal (1995:144), Activity Based Costing adalah suatu system informasi yang memelihara dan memroses data terhadap aktivitas suatu perusahaan dan objek biaya. Ia mengidentifikasi aktivitas yang dilaksanakan, menelusuri biaya keaktivitas tersebut, dan kemudian menggunakan berbagai cost driver untuk menelusuri biaya, aktivitas ke obyek biaya. Cost driver ini (seperti jumlah angka komponen atau usaha yang dikeluarkan oleh produk) merefleksikan konsumsi aktivitas oleh objek biaya.
Activity based costing system menelusuri biaya secata lebih mendalam, sedangkan, system biaya tradisional hanya mengalokasikan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke produk.
Activity Based Costing, tidak hanya berorientasi pada perhitungan biaya produk industri manufactur, tetapi juga dapat diterapkan pada industri jasa. Activity based costing dikembangkan untuk menghasilkan cara perhitungan biaya yang lebih akurat dengan cara membebankan biaya tidak langsung berdasarkan pada permintaan atas setiap aktivitas, dimana activity based costingdapat digunakan sebagai alat utnukn meningkatkan operasi dengan cara mengelola penyebab terjadinya biaya.
Yang membedakan Activity Based Costing System dengan akuntansi biaya tradisional dalam tahap pertama pembebanan biaya overhead ini adalah ketelitian ABC System dalam menelusuri konsumsi sumber daya dalam proses pembebanan biaya overhead pabrik kepada pusat biaya berdasarkan sebab akibat. Untuk mencapai tujuan ini, ABC System menggunakan dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang lebih teliti dan membentuk pusat biaya yang lebih banyak, sehingga penggunaan sumber daya dapat diikuti dengan teliti ke pusat biaya yang mengkonsumsinya.
Tahap kedua pembebanan, biaya overhead pabrik yang telah dikumpulkan dalam pusat biaya produksi dibebankan kepada produk atas dasar pembebanan yang lebih mencerminkan penggunaan kegiatan dalam menghasilkan produk. Jika dalam akuntansi biaya tradisional, pembebanan biaya overhead pabrik yang terkumpul di pusat biaya produksi hanya didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, jam mesin, unit produk yang dihasilkan, atau biaya tenaga kerja langsung, dalam ABC System, biaya tersebut dibebankan kepada produk berdasarkan kegiatan (seperti facility sustaining activities, product sustaining activities, batch related activities, dan unit level activities) yang digunakan untuk menghasilkan produk. Dengan demikian ABC System melakukan refinement dalam pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, yang lebih mencerminkan kegiatan perusahaan dalam memproduksi dan menjual produk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar