Translate

Jumat, 11 Mei 2012

Manajemen Risiko - PENGUKURAN RISIKO



 
Dimensi yang diukur:

1)     Frekuensi / tingkat kemungkinan / likelihood /ukuran kuantitas risiko.
à seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan terjadi.
Ada 5 (lima) kategori probabilitas risiko:
a)  Paling kecil kemungkinan terjadinya  (very rare);
b)  Jarang (rare);
c)   Mungkin (possible);
d)  Sangat mungkin (likely); dan
e)  Hampir pasti (almost certain).

2) Tingkat keparahan (severity) / dampak  / akibat / ukuran kualitas risiko.
à berapa besar akibat yang ditimbulkan apabila risiko benar-benar terjadi.
Ada 5 (lima) kategori dampak risiko:
a)  Tidak signifikan (insignificant);
b)  Minor  (minor);
c)  Moderat (moderate);
d)  Mayor (major) ; dan
e)  Katastropik (catasthropic).
           
Ada juga yang menambahkan ukuran ketiga, yakni: Kecenderungan atau trend.

Dari pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak akan diketahui:
1)    Nilai rata-rata dari kerugian selama  suatu periode anggaran.
2)   Variasi nilai kerugian dari suatu periode anggaran ke periode anggaran yang lain.
3)   Dampak keseluruhan dari  kerugian-kerugian tersebut, terutama risiko yang ditanggung sendiri (retensi sendiri).

Ukuran Risiko :
1)   Nilai Hipotetis / Teoretis  / Notional Amount
à menentukan batas atas besarnya nilai yang menghadapi risiko.
      Contoh:
      PT Antam akan menjual emas dua bulan lagi. PT Antam sudah membuat kontrak volume penjualan. Harga dalam USD mengikuti harga saat pengiriman emas. Risiko apa yang dihadapi?
2)  Sensitivitas
à mengukur penyimpangan target  sebagai akibat pergerakan satu unit variabel pasar. Atau dengan kata lain, seberapa sensitif suatu eksposur apabila factor penentu mengalami perubahan. Misalnya :   
et    = 1,2 + 0,8 ∆ it      di mana:
                  et    = perubahan nilai tukar
                  ∆ it = perbedaan suku bunga antar mata uang
                        0,8 = koefisien yang merupakan sensitivitas dalam persamaan ini.
     
Untuk menggunakan sensitivitas sebagai ukuran risiko, kita perlu menetapkan paling tidak dua variabel, yakni
      (a) Variabel dependen  à yg diukur tingkat risikonya
      (b) Variabel independen  à yg bisa mempengaruhi munculnya risiko

      Metode sensitivitas yang sering dipakai:
ð  Durasi à untuk obligasi
ð  Markowitz à berdasarkan  σ dan menetapkan portofolio
ð  Sharpe’s CAPM à berdasarkan β
ð  Mulitiple factor model à berdasarkam multi β
ð  Risk weighted model (modal berbasis risiko) à CAR untuk Bank dan RBC untuk asuransi.
ð  Degree of Financial Leverage (DFL)
ð  Degree of Operating Leverage (DOL)
ð  Degree of Total Leverage (DTL)
 3) Volatilitas 
à mengukur seberapa besar harga, tingkat pengembalian, atau variable lain berfluktuasi. Semakin tinggi fluktuasi atau gejolak suatu variabel, semakin tinggi pula tingkat risikonya. Variabel yang bebas risiko (risk free)tidak mengalami fluktuasi.

Ada 2 ukuran volatilitas yang sering dipakai, yakni :
a)     Jangkauan (rangeà selisih antara kemungkinan hasil tertinggi dan hasil terendah. Semakin besar jangkauan, semakin besar pula risiko dari asset yang bersangkutan.
b)    Standar deviasi à menunjukkan besarnya penyimpangan dari nilai ekspektasinya.
Contoh:
Periode           Portofolio A               Portofolio B
      1                    11,6%                           8,0%
      2                   11,1%                          10,0%
      3                   11,8%                         12,4%
      4                   10,7%                         16,0%
      5                   11,0%                         17,8%
Rata-rata            11,24%                       12,84%
Std deviasi            0,45%                       4,45%

Semakin tinggi standar deviasi, semakin tinggi ketidakpastian atau risiko semakin besar.


Perhitungan standar deviasi dapat menggunakan 2 jenis data: data historis dan data hasil peramalan. Penggunanan data hitoris harus memperhatikan 2 (dua) syarat, yakni:
(a) Ada tingkat derajat kebebasan data (degree of freedom) yang harus dipenuhi. Derajat kebebasan  adalah jumlah data dikurangi jumlah variabel. Sebaiknya, paling tidak 30 yang berarti perhitungan standar deviasi dengan satu variabel membutuhkan paling tidak 31 data.
(b) Perlu periode yang cukup panjang supaya bisa mencakup siklus yang penuh.

Berkaitan dengan manajemen risiko, direksi perlu menetapkan expected risk dan unexpected risk.

4)  Penyimpangan Bawah 
Jenis penyimpangan bawah:
(a) Besarnya dampak negatif tidak tercapainya ekspektasi.
     
(b) Value at Risk (VaR) à mengukur kerugian maksimum yang bisa terjadi dari suatu aset atau investasi selama periode tertentu dengan tingkat keyakinan (confidence level) tertentu.
Dilihat dari tingkat kesulitan, keempat ukuran risiko di atas dapat diurutkan sebagai berikut:
1)    Notional à paling mudah.
2)   Sensitivitas à sedikit lebih sulit tetapi tetap banyak digunakan karena mudah dipahami dan dikomunikasikan
3)   Volatilitas à jarang digunakan karena penghitungannya relatif sulit dan hasil penghitungannya sangat sensitif terhadap asumsi dan data yang digunakan. Banyak digunakan oleh investor pasar dana (financial market).
4)   Penyimpangan Bawah à paling sulit, tetapi metode VaR banyak digunakan di perbankan.
Faktor Penentu Risiko:
1)    Pengalaman à yg tdk berpengalaman cenderung underestimate atau over estimate.
2)   Pengetahuan à terkait masalah akurasi dalam penetapan risiko
3)   Posisi à tergantung posisi dalam perusahaan
4)   Status Keuangan à makin kaya, semakin tidak peduli pada risiko yang dampaknya tidak besar
5)   Kemampuan mempengaruhi hasil
6)   Sifat asimetris


PENGUKURAN DAMPAK SECARA KUALITATIF
Risiko diukur dengan mempertimbangkan dampaknya bagi perusahaan walaupun tidak diketahui persis berapa nilainya dalam satuan uang. Dampak risiko dikategorikan dalam 5 kelompok seperti telah disampaikan sebelumnya, yakni:
a)  Tidak signifikan (insignificant);
b)  Minor  (minor);
c)  Moderat (moderate);
d)  Mayor (major) ; dan
e)  Katastropik (catasthropic).

EKSPOSUR KORPORAT (TOTAL)
Obyek yang perlu diukur, dimonitor, dan dikendalikan terhadap risiko; dan obyek tersebut mencerminkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Yang diukur dari Risiko Korporat:
1)   Nilai Perusahaan
·         Sesuai dengan tujuan pengelolaan perusahaan, maksimisasi nilai perusahaan (maximizing value of the firm).
·         Ukurannya:
o   pertumbuhan harga saham (perusahaan public)
o   present value (PV) dan pertumbuhan dari expected cash flow.
·         Expected cash flow merupakan cerminan harapan kontinyuitas perusahaan.
Namun demikian, perlu disadari adanya kemungkinan perusahaan mempermainkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham (manipulasi). Perminan angka ini dimungkinkan karena:
·         Ekspektasi adalah subyektif
·         Tingkat risiko yang dihitung tergantung model perhitungan.
·         Ada gaduh (noise) yang mempengaruhi

Eksposur Korporat dipengaruhi oleh salah satu prinsip pendirian perusahaan, yakni going concern karena dua hal utama:
·         Manajemen cenderung jangka pendek, tidak seperti investor
Manajemen memaksimisasi kinerja jangka pendek dengan mengorbankan kinerja jangka panjang, contohnya
-          ROE à naikkan laba dan/atau turunkan ekuitas
-          ROAà naikkan laba dan/atau turunkan aktiva (kadang-kadang justru asset tetap)
·         Penekanan kinerja keuangan berlebihan





2)   Ukuran tiap perspektif kunci 
Ukuran kinerja berupa Key Performance Indicator (KPI).  Salah satunya dengan menggunakan  dengan Balanced Score Card (BSC) yang mencakup 4 (empat) persepketif, yaitu:
-          pemegang saham;
-          konsumen;
-          proses internal; dan
-          produktivitas dan proses pembelajaran karyawan.
-           
PENGUKURAN PROBABILITAS RISIKO

Pendekatan Frekuensi
à mengukur probabilitas berdasarkan data yang dimiliki.
Contoh:
Data menunjukkan selama 240 hari kerja dalam setahun, mesin rusak selama 20 hari, maka probabilitas mesin rusak:
            P (rusak) = 20 / 240  = 8,33%       
Pendekatan Binomia
Digunakan dalam situasi:
ð  Ada data historis tentang peristiwa yang terjadi pada suatu lokasi;
ð  Datanya dalam bentuk diskrit (angka bulat tidak pakai desimal); dan
ð  Diketahui sesuai dengan data historis ada probabilitas berhasil dan gagal.
Jika memenuhi kriteria tersebut, maka pendekatan binomial dapat digunakan dengan rumus sbb:
                        n!
    b(x,n,p) =   ----------------- px q n - x
                           x! (n – x)!
b(x,n,p)   = probabilitas terjadinya x dari n percobaan dengan kemungkinan p berhasil;
x                    = banyaknya berhasil dalam n percobaan;
n         = banyaknya percobaan;
p          = kemungkinan berhasil;
q          = kemungkinan gagal atau (1 – p);  dan
!           = faktorial.






Metode Poisson
Bisa digunakan jika memenuhi kriteria berikut:
ð  Ada ada historis tentang kejadian yang serupa sebelumnya;
ð  Datanya dalam bentuk diskrit; dan
ð  Ada periode waktu ke depan yang ditetapkan;

Rumus yang digunakan sbb:
p(x)  =    µx e - µ
                    x!


di mana:
p(x)     = probabilitas terjadinya x kejadian;
x       = banyaknya kejadian yang ingin diketahui;
µ          = rata-rata kejadian dalam satu periode;
e          = bilangan natural = 2,71828; dan
x!         = faktorial dari x.


Metode Nilai Standard (Distribusi Normal)
Digunakan apabila ada data historis dan data dalam bentuk kontinyu (bisa dalam bentuk desimal).

Langkahnya:
1)    Hitung rata-rata;
 n
xi
_          i =1
x  =    ---------
               n

2)   Hitung standar deviasi;





      n          _
       (xi  - x)2
               i =1
                        s =       -----------------
                                           n - 1
                                     





3)   Hitung nilai standar (z-score) nya;

                                     _
(x  -  x)
z =    ------------
                s
                                      

4)   Cari tahu probabilitasnya.




Metode Logistik
à lihat hal 234 – 235.

Pendekatan Kualitatif
à lihat penjelasan sebelumnya dan perhatikan juga tabel dalam buku teks. (Djohanputro:2008,  hal 236)

PENGUKURAN DAMPAK RISIKO

Value at Risk (VaR)
Adalah salah satu metode yang paling popular dalam manajemen risiko. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila ada historis sebelumnya. Setiap kali terjadi risiko akan memberikan dampak kerugian. Pada umumnya, kerugian dapat dihitung dalam satuan mata uang (rupiah misalnya). Tentu saja, besarnya kerugian yang diperkirakan ini tidak persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi, tetapi kita bisa tetapkan besarnya kerugian dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya, kita yakin 95% bahwa ruginya tidak akan lebih dari Rp 50 juta atau dengan kata lain masih ada kemungkinan 5% ruginya lebih besar dari Rp 50 juta.  Ini dapat ditulis menjadi:  VaR Rp 50 juta at 5%.

Langkahnya:
1)    Tentukan risikonya
2)   Kumpulkan data historis
3)   Hitung rata-rata kerugian
4)   Hitung standar deviasi
5)   Tentukan tingkat keyakinan yang diinginkan
6)   Cari nilai z sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan.
7)   Hitung VaR-nya dengan rumus       
                         _   s
            VaR  =  x + z ( ---)
                                    √n

3 komentar:

  1. makasih tulisannya cukup mencerahkan sy sebagai pembaca

    BalasHapus
  2. Artikel ini ini di refer dari buku apa kak? makasih

    BalasHapus
  3. itu rumus VAR nya ada referensi ga kak bisa begitu? karena setau saya rumus mencari Dampak (VAR) itu cukup banyak berdasarkan para ahli
    makasih kak

    BalasHapus