Dimensi yang diukur:
1) Frekuensi
/ tingkat kemungkinan / likelihood /ukuran
kuantitas risiko.
à seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan
terjadi.
Ada 5 (lima) kategori probabilitas
risiko:
a) Paling kecil kemungkinan terjadinya (very
rare);
b) Jarang (rare);
c) Mungkin (possible);
d) Sangat mungkin (likely); dan
e) Hampir pasti (almost certain).
2) Tingkat keparahan (severity) /
dampak / akibat / ukuran kualitas
risiko.
à berapa besar
akibat yang ditimbulkan apabila risiko benar-benar terjadi.
Ada 5 (lima) kategori
dampak risiko:
a) Tidak signifikan (insignificant);
b) Minor (minor);
c) Moderat (moderate);
d) Mayor (major)
; dan
e) Katastropik (catasthropic).
Ada juga yang
menambahkan ukuran ketiga, yakni:
Kecenderungan atau trend.
Dari pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut
paling tidak akan diketahui:
1)
Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.
2)
Variasi nilai kerugian dari suatu periode anggaran ke
periode anggaran yang lain.
3)
Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama risiko
yang ditanggung sendiri (retensi sendiri).
Ukuran Risiko :
1) Nilai Hipotetis / Teoretis / Notional Amount
à menentukan
batas atas besarnya nilai yang menghadapi risiko.
Contoh:
PT Antam akan menjual
emas dua bulan lagi. PT Antam sudah membuat kontrak volume penjualan. Harga
dalam USD mengikuti harga saat pengiriman emas. Risiko apa yang dihadapi?
2) Sensitivitas
à mengukur
penyimpangan target sebagai akibat
pergerakan satu unit variabel pasar. Atau dengan kata lain, seberapa
sensitif suatu eksposur apabila factor penentu mengalami perubahan. Misalnya :
et
= 1,2 + 0,8 ∆ it di mana:
et = perubahan nilai tukar
∆ it = perbedaan suku bunga antar mata uang
0,8 = koefisien
yang merupakan sensitivitas dalam persamaan ini.
Untuk menggunakan
sensitivitas sebagai ukuran risiko, kita perlu menetapkan paling tidak dua
variabel, yakni
(a) Variabel
dependen à yg diukur
tingkat risikonya
(b) Variabel
independen à yg bisa
mempengaruhi munculnya risiko
Metode sensitivitas
yang sering dipakai:
ð Durasi à untuk obligasi
ð Markowitz à berdasarkan σ dan
menetapkan portofolio
ð Sharpe’s CAPM à berdasarkan β
ð Mulitiple
factor model à berdasarkam multi β
ð Risk
weighted model (modal berbasis risiko) à CAR
untuk Bank dan RBC untuk asuransi.
ð Degree of Financial
Leverage (DFL)
ð Degree of Operating
Leverage (DOL)
ð Degree of Total
Leverage (DTL)
3) Volatilitas
à mengukur seberapa
besar harga, tingkat pengembalian, atau variable lain berfluktuasi. Semakin
tinggi fluktuasi atau gejolak suatu variabel, semakin tinggi pula tingkat
risikonya. Variabel yang bebas risiko (risk
free)tidak mengalami fluktuasi.
Ada 2 ukuran
volatilitas yang sering dipakai, yakni :
a)
Jangkauan (rangeà selisih antara kemungkinan hasil tertinggi dan hasil terendah. Semakin besar
jangkauan, semakin besar pula risiko dari asset yang bersangkutan.
b)
Standar deviasi à menunjukkan
besarnya penyimpangan dari nilai ekspektasinya.
Contoh:
Periode Portofolio A Portofolio B
1 11,6% 8,0%
2 11,1% 10,0%
3 11,8% 12,4%
4 10,7% 16,0%
5 11,0% 17,8%
Rata-rata
11,24%
12,84%
Std deviasi
0,45% 4,45%
Semakin tinggi standar
deviasi, semakin tinggi ketidakpastian atau risiko semakin besar.
Perhitungan standar
deviasi dapat menggunakan 2 jenis data: data historis dan data hasil peramalan.
Penggunanan data hitoris harus memperhatikan 2 (dua) syarat, yakni:
(a) Ada
tingkat derajat kebebasan data (degree of
freedom) yang harus dipenuhi. Derajat kebebasan adalah jumlah data dikurangi jumlah variabel.
Sebaiknya, paling tidak 30 yang berarti perhitungan standar deviasi dengan satu
variabel membutuhkan paling tidak 31 data.
(b) Perlu periode yang cukup panjang supaya bisa
mencakup siklus yang penuh.
Berkaitan dengan
manajemen risiko, direksi perlu menetapkan expected
risk dan unexpected risk.
4) Penyimpangan
Bawah
Jenis penyimpangan
bawah:
(a) Besarnya dampak negatif tidak tercapainya
ekspektasi.
(b) Value at
Risk (VaR) à mengukur kerugian maksimum yang bisa
terjadi dari suatu aset atau investasi selama periode tertentu dengan tingkat
keyakinan (confidence level)
tertentu.
Dilihat dari tingkat kesulitan, keempat ukuran risiko
di atas dapat diurutkan sebagai berikut:
1)
Notional à paling mudah.
2)
Sensitivitas à sedikit lebih
sulit tetapi tetap banyak digunakan karena mudah dipahami dan dikomunikasikan
3)
Volatilitas à jarang digunakan
karena penghitungannya relatif sulit dan hasil penghitungannya sangat sensitif
terhadap asumsi dan data yang digunakan. Banyak digunakan oleh investor pasar
dana (financial market).
4)
Penyimpangan Bawah à paling sulit,
tetapi metode VaR banyak digunakan di perbankan.
Faktor Penentu Risiko:
1)
Pengalaman à yg tdk
berpengalaman cenderung underestimate
atau over estimate.
2)
Pengetahuan à terkait
masalah akurasi dalam penetapan risiko
3)
Posisi à tergantung
posisi dalam perusahaan
4)
Status Keuangan à makin kaya,
semakin tidak peduli pada risiko yang dampaknya tidak besar
5)
Kemampuan mempengaruhi hasil
6) Sifat asimetris
PENGUKURAN
DAMPAK SECARA KUALITATIF
Risiko diukur dengan mempertimbangkan dampaknya bagi perusahaan walaupun
tidak diketahui persis berapa nilainya dalam satuan uang. Dampak risiko
dikategorikan dalam 5 kelompok seperti telah disampaikan sebelumnya, yakni:
a) Tidak signifikan (insignificant);
b) Minor (minor);
c) Moderat (moderate);
d) Mayor (major)
; dan
e) Katastropik (catasthropic).
EKSPOSUR KORPORAT (TOTAL)
Obyek yang perlu diukur, dimonitor, dan dikendalikan
terhadap risiko; dan obyek tersebut mencerminkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan.
Yang diukur dari Risiko Korporat:
1) Nilai
Perusahaan
·
Sesuai dengan tujuan pengelolaan perusahaan,
maksimisasi nilai perusahaan (maximizing
value of the firm).
·
Ukurannya:
o
pertumbuhan harga saham (perusahaan public)
o
present value (PV) dan pertumbuhan
dari expected cash flow.
·
Expected cash flow merupakan cerminan harapan kontinyuitas
perusahaan.
Namun demikian,
perlu disadari adanya kemungkinan perusahaan mempermainkan nilai perusahaan dan
kekayaan pemegang saham (manipulasi). Perminan angka ini dimungkinkan karena:
·
Ekspektasi adalah subyektif
·
Tingkat risiko yang dihitung tergantung model
perhitungan.
·
Ada gaduh (noise) yang mempengaruhi
Eksposur Korporat
dipengaruhi oleh salah satu prinsip pendirian perusahaan, yakni going concern karena dua hal utama:
·
Manajemen cenderung jangka pendek, tidak seperti investor
Manajemen
memaksimisasi kinerja jangka pendek dengan mengorbankan kinerja jangka panjang,
contohnya
-
ROE à naikkan laba dan/atau
turunkan ekuitas
-
ROAà naikkan laba
dan/atau turunkan aktiva (kadang-kadang justru asset tetap)
·
Penekanan kinerja keuangan berlebihan
2) Ukuran tiap
perspektif kunci
Ukuran kinerja
berupa Key Performance Indicator (KPI).
Salah
satunya dengan menggunakan dengan Balanced Score Card (BSC) yang mencakup
4 (empat) persepketif, yaitu:
-
pemegang saham;
-
konsumen;
-
proses internal; dan
-
produktivitas
dan proses pembelajaran karyawan.
-
PENGUKURAN PROBABILITAS RISIKO
Pendekatan Frekuensi
à mengukur
probabilitas berdasarkan data yang dimiliki.
Contoh:
Data menunjukkan selama 240 hari kerja
dalam setahun, mesin rusak selama 20 hari, maka probabilitas mesin rusak:
P
(rusak) = 20 / 240 = 8,33%
Pendekatan Binomia
Digunakan dalam situasi:
ð Ada data
historis tentang peristiwa yang terjadi pada suatu lokasi;
ð Datanya dalam
bentuk diskrit (angka bulat tidak pakai desimal); dan
ð Diketahui
sesuai dengan data historis ada probabilitas berhasil dan gagal.
Jika memenuhi kriteria tersebut, maka
pendekatan binomial dapat digunakan dengan rumus sbb:

n!
b(x,n,p) = -----------------
px q n - x
x! (n
– x)!
b(x,n,p) = probabilitas terjadinya x dari n
percobaan dengan kemungkinan p berhasil;
x =
banyaknya berhasil dalam n percobaan;
n =
banyaknya percobaan;
p = kemungkinan berhasil;
q = kemungkinan gagal atau (1 – p); dan
! =
faktorial.
Metode Poisson
Bisa digunakan jika
memenuhi kriteria berikut:
ð Ada ada
historis tentang kejadian yang serupa sebelumnya;
ð Datanya
dalam bentuk diskrit; dan
ð Ada
periode waktu ke depan yang ditetapkan;
Rumus yang
digunakan sbb:

p(x) = µx e - µ
x!
di mana:
p(x) = probabilitas
terjadinya x kejadian;
x = banyaknya kejadian yang ingin diketahui;
µ = rata-rata kejadian dalam satu periode;
e = bilangan natural = 2,71828;
dan
x! = faktorial dari x.
Metode Nilai Standard (Distribusi Normal)
Digunakan apabila
ada data historis dan data dalam bentuk kontinyu (bisa dalam bentuk desimal).
Langkahnya:
1)
Hitung rata-rata;

n
∑ xi
_ i =1
x = ---------
n
2)
Hitung standar deviasi;

![]() |
n _
∑ (xi - x)2

s = -----------------
n - 1
3)
Hitung nilai standar (z-score) nya;

(x - x)
z = ------------
s
4)
Cari tahu probabilitasnya.
Metode Logistik
à lihat hal 234
– 235.
Pendekatan Kualitatif
à lihat
penjelasan sebelumnya dan perhatikan juga tabel dalam buku teks. (Djohanputro:2008, hal 236)
PENGUKURAN
DAMPAK RISIKO
Value at Risk (VaR)
Adalah salah satu metode yang paling
popular dalam manajemen risiko. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko
hanya dapat dilakukan apabila ada historis sebelumnya. Setiap kali terjadi
risiko akan memberikan dampak kerugian. Pada umumnya, kerugian dapat dihitung
dalam satuan mata uang (rupiah misalnya). Tentu saja, besarnya kerugian yang
diperkirakan ini tidak persis sama dengan yang sesungguhnya terjadi, tetapi
kita bisa tetapkan besarnya kerugian dengan suatu tingkat keyakinan. Misalnya,
kita yakin 95% bahwa ruginya tidak akan lebih dari Rp 50 juta atau dengan kata
lain masih ada kemungkinan 5% ruginya lebih besar dari Rp 50 juta. Ini dapat ditulis menjadi: VaR Rp
50 juta at 5%.
Langkahnya:
1)
Tentukan risikonya
2)
Kumpulkan data historis
3)
Hitung rata-rata kerugian
4)
Hitung standar deviasi
5)
Tentukan tingkat keyakinan yang diinginkan
6)
Cari nilai z sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah
ditetapkan.
7)
Hitung VaR-nya dengan rumus

_ s
VaR = x +
z ( ---)
√n
makasih tulisannya cukup mencerahkan sy sebagai pembaca
BalasHapusArtikel ini ini di refer dari buku apa kak? makasih
BalasHapusitu rumus VAR nya ada referensi ga kak bisa begitu? karena setau saya rumus mencari Dampak (VAR) itu cukup banyak berdasarkan para ahli
BalasHapusmakasih kak